Semua orang tahu rokok berbahaya bagi kesehatan. Bahkan orang yang merokok pun tahu. But, ada hal lain yang menjadi efek rokok. Iya, kebahagian.
Penelitian terbaru dari Dr. Megan Piper, dan timnya yang berasal dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health in the US menyatakan orang yang berhenti merokok lebih puas dengan hidupnya dan merasa lebih sehat, abik di tahun pertama atau ketiga. Studi yang mereka lakukan bertujuan untuk mengetahui apakah berhenti merokok bisa meningkatkan psychological well-being seseorang.
Psychological Well Being adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa lalu (self-acceptance), pengembangan atau pertumbuhan diri (personal growth), keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan (purpose in life), memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), kapasitas untuk mengatur kehidupan dan lingkungan secara efektif (environmental mastery), dan kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri (autonomy).
Life without cigarettes is not all doom and gloom. In fact, successful quitters are more satisfied with their lives and feel healthier, both one year and three years afterwards, than those who continue to smoke. That's according to new research by Dr. Megan Piper, from the University of Wisconsin School of Medicine and Public Health in the US, and her team. Their work, which looks at whether quitting smoking can improve psychological well-being, is published online in Springer's journal Annals of Behavioral Medicine.
Sugianto (2000) menambahkan bahwa Ryff merumuskan teori Psychological Well Being pada konsep kriteria kesehatan mental yang positif. Deskripsi orang yang memiliki Psychological Well Being yang baik adalah orang yang mampu merealisasikan potensi dirinya secara kontinu, maupun menerima diri apa adanya, mampu membentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, memilki kemandirian terhadap tekanan sosial, memiliki arti dalam hidup, serta mampu mengontrol lingkungan eksternal.
Menurut Karl Meninger, Jones, dan Bradburn Psychological Well Being sama dengan kebahagiaan. Sedangkan Boehm mendefinisikan Psychological Well Being sebagai kepuasan hidup (Sugianto, 2000). Menurut Warr (dikutip oleh Suryawidjaja,1998) Psychological Well Being adalah suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Diener dan Diener (dikutip oleh Indriyanie, 1998) menyamakan Psychological Well Being dengan subjective well being, yaitu penilaian seseorang terhadap hidupnya yang meliputi reaksi emosional terhadap suatu peristiwa dan evaluasi sadar yang dilaporkan.
Kembali ke tentang efek berhenti merokok. Peneliti melakukan assesment pada 1504 perokok. Hal yang mereka teliti adlaah kualitas hidup secara keseluruhan, kuaitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan, kepuasan terhadapa hubungan yang sedang dia jalani, dan keberadaan hal yang membuat mereka merasa tertekan dalam hidup. Semuanya diteliti selama satu tahun dan tiga tahun setelah berhenti merokok.
Kualitas hidup yang diukur termasuk di dalamnya berkaitan dengan kesehatan, self-regard, filosofi hidup, standar hidup, kerja, rekreasi, belajar, kreativitas, hubungan percintaan, pelayanan sosial, persahabatan, hubungan dengan anak, hubungan dengan saudara, rumah, tetangga dan lingkungan.
Walau beberapa perokok merasa bahwa kualitas hidup mereka akan memburuk jika berhenti merokok, peneliti menemukan bahwa hal yang sebaliknya terjadi. Kualitas hidup mereka malah meningkat. Terutama jika dibandingkan dengan orang yang terus merokok. Hidup orang yang berhenti merokok lebih sedikit dengan tekanan, emosinya lebih positif dan kualitas hidup lainya juga lebih baik.
SO, merokok bukan hanya akan membuat orang lebih sehat, tapi hidup mereka juga akan lebih bahagia.
Sumber :
Megan E. Piper, Susan Kenford, Michael C. Fiore, Timothy B. Baker. 2011. Smoking Cessation and Quality of Life: Changes in Life Satisfaction Over 3 Years Following a Quit Attempt. Annals of Behavioral Medicine; DOI:10.1007/s12160-011-9329-2
Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current Directions in Psychological Science.
Sugianto, I. R. (2000). Status lajang dan psychological well-being pada pria dan wanita lajang usia 30-40 tahun di Jakarta. PHRONESIS