Tahu maksud dari judul diatas tidak?
Misalnya seperti ini..suatu hari kamu pengen beli bakso di tempat favoritmu. Kamu pengen banget hingga saat di perjalanan menuju kesana pun sudah membayangkan gimana enaknya bakso itu. But, sayangnya pas sampai disana ternyata tutup! Peristiwa seperti itulah yang dinamakan kecelek atau kecilik (ga tau gimana ejaannya yang bener).
Pagi tadi aku berangkat ke sekolah. Rencananya aku mau mengganti piket liburan yang seharusnya aku lakukan Senin kemarin. Waktu itu aku ga masuk karena masih di Surabaya. Sebenarnya kemarin, Jumat, Lek Puj, penjaga sekolah & tukang kebun sekolahku, meminta aku untuk datang ke rumahnya sambil sekalian masuk sekolah. Tapi, aku berpikir kalau kesana Jumat maka piket liburanku cuma sebentar, hanya sampai jam 11, sedangkan piketku yang sebenarnya di hari Senin sampai jam 12.30an. Karena itu aku batalkan datang ke rumah Lek Puj (dan mengambil piket liburan di hari Jumat). Aku ga mau mbathi, ambil untung alias korupsi jam piket.
"Ah, Sabtu aja biar bisa mpe siang. Jumat aku ke bengkel dulu nyervisin motor," batinku waktu itu.
Ya udah akhirnya aku baru ke sekolah pagi tadi.
Di perjalanan, kala melewati SMA 1 Jepon, sekitar 20 km dari rumahku, aku sedikit bertanya dalam hati,
"Kok sepi ya? bukane biasanya siswa baru masuk sekolah?"
Pertanyaan yang sama terlintas ketika aku melewati SMA 1 Tunjungan yang jaraknya kurang lebih 40 dari tempat tinggalku, "kok sepi ya?"
Meski bertanya-tanya, aku tak berpikir macam-macam atau menduga-duga. Aku teruskan perjalanan menuju tempatku bekerja.
Sesampainya di sekolah, aku menemui keadaan sekolah yang sepi, sama seperti SMA 1 Jepon dan SMA 1 Tunjungan.
"Hmmm....," aku makin bertanya-tanya.
Saat aku sedang memarkir motorku, Lek Min, salah satu penjaga & tukang kebun lainnya, dari jauh berteriak,
"Wooii..prei. Sekolahe prei."
Sekolah libur katanya. Sampai disitu aku masih ga ngeh, belum paham. Aku berpikir yang dia maksud hanyalah libur biasa. Libur anak sekolahan dan atau hanya piketnya yang libur.
"Iya ga apa-apa lek, aku cuma ngganti piket," jawabku.
Lek Min lalu bilang kalau Lek Puj bertanya tentang aku dan mencariku. Ingin tahu mengapa Lek Puj mencariku, aku langsung ke warungnya, nyamperin dia.
"Prei prei kok mlebu enek opo, Pak?" tanya Lek Puj.
Aku jawab saja seperti sebelumnya, "ngganti piket, Lek."
Berkali-kali ditanya kayak gitu membuatku berpikir...dan tiba-tiba "AHA". Eureka moment. Sesuatu yang awalnya tak aku sadari akhirnya bisa aku mengerti.
Ternyata yang dimaksud libur adalah bukan sekedar libur piket atau libur sekolah tapi karena hari ini adalah libur tanggal merah. Hari Isra' Mi'raj.
"Makanyaaaa...," kataku dalam hati. "Hari libur ya tetep masuk..hadeh. Parah ne parah. Kacau...kacau," keluhku.
Singkatnya, aku kecelek atau kecilik. Atau mungkin kecelik. Apapun itu, technically aku belum membayar hutang piketku karena sekarang hari libur.
"Ini gara-gara kalender di handphone dan notebookku hitam semua,"
Misalnya seperti ini..suatu hari kamu pengen beli bakso di tempat favoritmu. Kamu pengen banget hingga saat di perjalanan menuju kesana pun sudah membayangkan gimana enaknya bakso itu. But, sayangnya pas sampai disana ternyata tutup! Peristiwa seperti itulah yang dinamakan kecelek atau kecilik (ga tau gimana ejaannya yang bener).
Pagi tadi aku berangkat ke sekolah. Rencananya aku mau mengganti piket liburan yang seharusnya aku lakukan Senin kemarin. Waktu itu aku ga masuk karena masih di Surabaya. Sebenarnya kemarin, Jumat, Lek Puj, penjaga sekolah & tukang kebun sekolahku, meminta aku untuk datang ke rumahnya sambil sekalian masuk sekolah. Tapi, aku berpikir kalau kesana Jumat maka piket liburanku cuma sebentar, hanya sampai jam 11, sedangkan piketku yang sebenarnya di hari Senin sampai jam 12.30an. Karena itu aku batalkan datang ke rumah Lek Puj (dan mengambil piket liburan di hari Jumat). Aku ga mau mbathi, ambil untung alias korupsi jam piket.
"Ah, Sabtu aja biar bisa mpe siang. Jumat aku ke bengkel dulu nyervisin motor," batinku waktu itu.
Ya udah akhirnya aku baru ke sekolah pagi tadi.
Di perjalanan, kala melewati SMA 1 Jepon, sekitar 20 km dari rumahku, aku sedikit bertanya dalam hati,
"Kok sepi ya? bukane biasanya siswa baru masuk sekolah?"
Pertanyaan yang sama terlintas ketika aku melewati SMA 1 Tunjungan yang jaraknya kurang lebih 40 dari tempat tinggalku, "kok sepi ya?"
Meski bertanya-tanya, aku tak berpikir macam-macam atau menduga-duga. Aku teruskan perjalanan menuju tempatku bekerja.
Sesampainya di sekolah, aku menemui keadaan sekolah yang sepi, sama seperti SMA 1 Jepon dan SMA 1 Tunjungan.
"Hmmm....," aku makin bertanya-tanya.
Saat aku sedang memarkir motorku, Lek Min, salah satu penjaga & tukang kebun lainnya, dari jauh berteriak,
"Wooii..prei. Sekolahe prei."
Sekolah libur katanya. Sampai disitu aku masih ga ngeh, belum paham. Aku berpikir yang dia maksud hanyalah libur biasa. Libur anak sekolahan dan atau hanya piketnya yang libur.
"Iya ga apa-apa lek, aku cuma ngganti piket," jawabku.
Lek Min lalu bilang kalau Lek Puj bertanya tentang aku dan mencariku. Ingin tahu mengapa Lek Puj mencariku, aku langsung ke warungnya, nyamperin dia.
"Prei prei kok mlebu enek opo, Pak?" tanya Lek Puj.
Aku jawab saja seperti sebelumnya, "ngganti piket, Lek."
Berkali-kali ditanya kayak gitu membuatku berpikir...dan tiba-tiba "AHA". Eureka moment. Sesuatu yang awalnya tak aku sadari akhirnya bisa aku mengerti.
Ternyata yang dimaksud libur adalah bukan sekedar libur piket atau libur sekolah tapi karena hari ini adalah libur tanggal merah. Hari Isra' Mi'raj.
"Makanyaaaa...," kataku dalam hati. "Hari libur ya tetep masuk..hadeh. Parah ne parah. Kacau...kacau," keluhku.
Singkatnya, aku kecelek atau kecilik. Atau mungkin kecelik. Apapun itu, technically aku belum membayar hutang piketku karena sekarang hari libur.
"Ini gara-gara kalender di handphone dan notebookku hitam semua,"
Piket opoe dod?
ReplyDelete