Selama ini kita nyaris mendewakan internet. Pendeknya, ‘Thanks God for this technology!” Tapi ternyata, yang namanya internet itu juga punya pelaku kriminal. Mereka yang melakukan kejahatan tersebut dapat disebut online predator.
Did you know?
Koalisi Melawan Pornografi Anak NCMEC (the National Center for Missing and Exploited Children), sebuah lembaga perlindungan anak di Amerika melaporkan sedikitnya 570 ribu kasus eksploitasi anak di internet. Rata-rata dari mereka biasanya pacaran dengan teman chatting sampai nantinya disandera karena dipaksa melakukan hubungan seksual.
Sebanyak 40% dari anak muda pengguna internet yang berusia 10-17 tahun pernah diminta untuk telanjang oleh teman chatting-nya.
Siapa online predator itu?
Online predator dapat diartikan sebagai orang yang menggunakan teknologi internet untuk mengeksploitasi orang lain, karena hal seksual atau mengincar uang korbannya.
Sebelum ini, banyak anggapan kalau online predator mengincar anak kecil. Tapi ternyata hasil penelitian yang diterbitkan American Psychologist, jurnal Asosiasi Psikologi Amerika, edisi Februari/Maret 2008, menggeser dugaan itu. Online predator yang kebanyakan orang dewasa memanfaatkan anak remaja yang belum mengerti tentang seks. Kabar buruknya, online predator enggak lagi mengincar anak kecil atau orang dewasa. Mereka justru menyerang kita sebagai anak remaja, yang bagi mereka, masih rentan dan mudah dibohongi.
Dua jenis online predator
Online predator 1 : Sex online predator
Yup, yang mereka inginkan dari kita memang cuma satu, SEKS. Mereka adalah jenis pelaku kriminal yang harus kita hindari banget, nih, karena mereka banyak gentayangan di situs-situs jaringan sosial (atau social media) kayak Friendster, Myspace, Facebook. Twitter, Path, BBM, LINE, WeChat, dan lain-lain. Hiii! Di sinilah banyak orang yang mengalami kekerasan seksual secara online.
Predator seks online biasanya membangun kepercayaan korban dulu dengan cara merayu, memuji-muji bahkan membelikan barang yang kita suka. Kita pun akhirnya merasa cocok sampai mau saja jadi pacarnya. Setelah kita menjalin hubungan yang serius dengan mereka secara online, baru deh, dikeluarkan jurus-jurusnya. Di awal mungkin mereka hanya meminta kita untuk mencium, tapi lama-lama mereka bisa meminta kita untuk telanjang di depan webcam. Uuuuh! Atau lebih parahnya saat ketemuan, dia meminta kita untuk melakukan hal-hal seksual. Hiiii!
Ada juga bentuk-bentuk simple dari kekerasan seksual secara online. Misal, dikasih gambar porno, dikirim message atau testimonial dengan kata-kata yang mengandung unsur seks atau bahkan diajakin ML.
Read these carefully:
Predator seks online bakal mengincar kita kalau kita menyambut baik obrolannya terutama ketika baru kenal tapi udah mau dirayu-rayu. Mereka yakin bahwa kita akan terus dapat dipengaruhi terutama digoyahkan pendiriannya.
Penelitian di Amerika menyimpulkan bahwa berbicara seks pada orang asing secara online di chat rooms atau lewat instant messaging mempertinggi risiko kita jadi korban predator seks online.
Online predator 2 : Credit Card
Mereka memang enggak menuntut kita untuk membuka pakaian, tapi mereka bakal menguras habis-habisan uang kita yang ada di ATM atau kartu kredit.
Cara mereka bergerak:
- Predator jenis ini biasanya akan meminta account kita seperti, user name dan password. Setelah mereka mengetahuinya, mereka akan leluasa bergerak dengan account kita.
- Menggunakan akun social media palsu yang membagi status atau link yang akan menyebarkan malware/virus yang akan digunakan untuk mencuri data.
- Dengan modus yang sama, mereka juga bakal berpura-pura tertarik sampai akhirnya kita menerimanya sebagai pacar. Dengan rayuannya, mereka memaksa kita untuk memberikan nomor rekening atau kartu kredit.
How to handle
Ada beberapa tips jitu biar kita enggak jadi korban:
- Jangan sembarangan memberikan user name atau password email ke orang yang enggak kita kenal.
- Amankan laptop/komputermu dari malware atau virus.
- Jangan membuka situs secara sembarangan, hanya buka situs yang terpercaya.
- Saat diajak bicara yang menyerempet masalah seks, langsung tinggalkan tanpa ragu. Enggak akan ada gunanya membahas hal sensitif kayak masalah seks ke orang yang belum kita kenal.
- Jangan pernah memasukkan nomor kartu kredit di situs-situs enggak jelas. Karena ada beberapa hacker yang dapat menjebol situs-situs sampai mereka pun memiliki nomor kartu kredit kita.
Ditulis oleh Anggi, diedit oleh Lisa. Dimuat di kaWanku no. 20 - 2008, dan diupdate untuk menyesuaikan dengan perkembangan oleh dluhansa.
0 Post a Comment:
Post a Comment