>Pengawasan hari Rabu, 10 Juni 2009

, , No Comments
>Pagi ini dingin banget, terutama airnya. Saking dinginnya aku sampai ga berani mandi, sampai harus ngerebus air dulu. Lebay mungkin kali ya, tapi dingin banget rasanya.

Ntar kalau aku mandi trus kedinginan gimana coba? Ntar kalau kedinginan trus aku pilek gimana coba? Kalau pilek trus badanku jadi panas gimana coba? Kalau badanku panas trus aku ga masuk gimana coba? Kalau aku ga masuk trus kamu kangen giman coba? Kalau kamu kangen trus jadi ga nafsu makan gimana coba? Kalau kamu ga nafsu makan trus jadi sakit gimana coba?

Kan aku ga mau kamu sakit? Hwakakakakakaka… :D

Lebay poll!

Anyway, as usual, ketika aku sampai di skul tes yang jam pertama sudah dimulai. Kali ini, untuk mengisi waktu, aku pergi ke perpus dan disana aku menghitung rata-rata nilai vocabulary testnya anak kelas XI Sosial. Ada yang masih belum ikut ternyata. So, aku masih harus ngasih V-test susulan neh.

Di ruang perpustakaan, banyak sekali anak-anak kelas XII yang mencari tau tentang nilai ujian praktek Tata Busananya. Beberapa dari mereka bahkan harus remedy ujian itu. Selain mereka, di perpus juga ada Mbak Ngat dan Mbak Yani tentunya. Cukup ramaim tapi aku tetap konsen mengerjakan nilaiku.

Setelah menyelesaikan tugasku, aku melayani anak-anak kelas XII yang meminta remedy ujian praktek, entah itu writing atau speaking. Seharusnya semua ujian sudah selesai bagi mereka, tapi bagaimana lagi, ada kecenderungan dalam diri mereka untuk tidak serius dan mengentengkan dalam menghadapi ujian praktek. Tapi tidak apa-apa, semua itu adalah proses pendewasaan diri buat mereka. Setiap langkah kecil yang mereka buat, entah itu baik atau buruk, adalah langkah besar untuk kehidupan mereka.

Di jam kedua, aku ngawasi di ruang 9. Bersama Bu Handayani aku kali ini, ngawasi anak-anak X-5 dan Xi Sosial 3, salah satu kelas XI sosial favoritku.


Seperti biasa, sebelum memulai tes, aku cek dulu meja dan kursi, aku pastikan tidak ada yang terlalu rapat. Segera setelah aku pastikan semua baik-baik saja, ujian pun dimulai.
Kali ini mata pelajaran yang diujikan adalah Sejarah (untuk kelas X) dan Bahasa Indonesia (untuk kelas XI). Bagi kelas X waktu yang tersedia adalah 90 menit sedangkan untuk kelas XI, karena ada mengarang, waktunya ialah 120 menit.

Seperti biasa, tes berlangsung dengan lancer. Anak-anak mengerjakan soal-soal yang ada dengan tenang. Sesekali aku berjalan mengawasi mereka untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan. Terkadang aku berdiri di belakang, yang merupakan posisi paling bags untuk mengawsi ujian.


Merasa keadaan terkendali, aku lalu duduk di depan sambil ngobrol dengan Bu Handayani. Namun ketika mengobrol itulah, aku melihat salah satu anak kelas XI, di deretan nomor dua dari belakang, menoleh ke teman di belakangnya. Aku perhatikan dia nampaknya bukan menoleh untuk meminjam tip-ex, penggaris, atau semacamnya. Dia mencontek. Aku perhatikan dia, dan aku pastikan bahwa dia tau kalau aku sedang memperhatikan dia. “Aku beri dia kesempata sekali lagi,” begitu batinku. Di saat yang sama, setelah aku yakin dia tahu aku memperhatikannya, aku coba memancing dia. Aku mengobrol kembali dengan Bu Handayani, dan ternyata dia mencontek lagi! Ya sudah angsung saja, lembar jawab anak tadi, dan anak yang diconteknya aku ambil.

Mereka, semua anak-anakku,sudah sangat tau apa yang aku inginkan dari mereka. Aku ingin mereka jujur, mengerjakan soal-soal sendiri, bertanggung jawab dengan pilihan mereka (jika tidak belajar maka harus siap untuk mendapatkan nilai jelek, en siap berarti ketika mereka tau mungkin dapat nilai jelek, mereka tidak mencontek). Mereka sudah sangat tau itu. Mereka sangat tau bahwa aku tidak suka banyak omongan, bahwa ketika mencontek aku akan langsung mengambil lembar jawab mereka, baik itu yang nyontek ataupun nyonteki.

Itu yang terjadi tadi. Selain kejadian itu, jalannya tes berlangsung baik-baik saja.

Itu pula yang terjadi di jam ke-3, di ruang 10. Semua berjalan lancer. Apalagi di jam terakhir ini hanya anak kelas X yang harus diawasi. Otomatis jauh lebih mudah pengawasannya. Di ruang yang berisikan anak-anak kelas X-5 tadi, aku kebanyakan duduk di belakang mengawasi mereka. Ketika pengawas ada di belakang, bisa dipastikan mereka sudah tak berkutik. Karena jika ingin berbuat curang, mereka harus melihat aku terlebih dahulu alias menengok ke belakang dulu. Mengapa begitu? Karena jika mereka tidak ngecek aku dulu, mereka tau kemungkinan besar mereka akan tertangkap basah mencontek. Namun di saat yang sama, ketika melihat posisiku, mereka sudah tertangkap basah berusaha mencontek.

Tapi seperti halnya anak-anak SMANGA lainnya, anak kelas X-5 sudah tau apa yang harus dilakukan. Mereka tak terus-terusan melihat ke belakang, mengecek aku. Dengan kata lain, mereka tidak berniat curang. Memang ada beberapa yang berusaha bertanya, tapi yang ditanya menjawab tidak tahu makanya aku biarkan. Secara keseluruhan, ujian akhir semester mata pelajaran Tata Busana di jam terakhir tadi berjalan dengan baik. Meski mereka tidak ingin, aku doakan mereka yang tebaik.

0 Post a Comment:

Post a Comment