Upacara

, , No Comments
Semua orang tahu apa itu upacara. Bagi anak sekolahan, juga gurunya, kegiatan itu merupakan hal yang rutin dilakukan setiap minggunya. kebanyakan di hari Senin, tapi terkadang di hari lain jika ada hari-hari penting lainya, misal Hari Pendidikan Nasional.

Sama seperti di sekolah lain, sekolahku tentu saja melakukannya juga. Tiap kelas mendapat giliran untuk menjadi petugas, paling tidak satu kali dalam satu semester. Sebagai wali kelas, tugasku adalah mengatur siapa-siapa yang harus bertugas ketika upacara. Secara rutin, sejak pertama menjadi wali kelas, aku memilih anak-anak yang akan menjadi petugas.

Foto dari http://www.kemendagri.go.id/media/article/images/2015/07/23/u/p/upacara_bendera_1.jpg

Berbeda dengan kebanyakan, aku selalu menunjuk dua tim, satu untuk semester satu dan satu untuk semester dua, yang berbeda. Tim pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa tampil di depan, entah itu sebagai petugas upacara atau anggota paskibraka. Regu yang pertama inilah, karena sudah terbiasa, aku harapkan nantinya akan membimbing regu yang kedua. Tim yang terakhir terdiri dari anak-anak yang tidak pernah berperan sebagai petugas upacara, dan terutama  yang pendiam dan tak berani tampil. Tahun kemarin pun itu aku lakukan.


Semua itu aku lakukan karena aku percaya semua anak bisa menjadi petugas. kalaupun mereka tidak pernah, tak berarti mereka tak mampu. mereka hanya belum mendapatkan kepercayaan saja. Bahkan terkadang mereka ingin bertugas, tapi malah guru tidak percaya ke mereka. Entah mungkin karena secara fisik tidak sesuai, atau disebabkan mereka dianggap anak yang nakal sehingga tak seharusnya dipilih.


Sering kali itulah yang terjadi. anak tidak terpilih karena mereka tidak dipercaya. Sesunggungnya percaya itu tak perlu bukti. Entah itu dia nakal, pendek, atau apapun juga, jika guru percaya maka anak akan bertugas sebaik-baiknya.

Sering kali kita melihat anak yang ditunjuk untuk ikut lomba hanyalah anak yang itu-itu saja. Apa benar anak lain tidak ada yang bisa? Apa benar semuanya lebih buruk? Tentu tidak. Banyak yang sama baiknya, bahkan mungkin ada yang lebih baik lagi. Yang menjadi pembeda mereka hanyalah bahwa satu dipercaya sedang lainnya tidak. Itu saja.

Jika anak-anak itu dipercaya, aku yakin mereka akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Bisa saja mereka lebih hebat dari anak-anak yang sudah terbiasa. Kalaupun tidak, semua tetap banyak manfaatnya. Ketika mereka yang biasanya tak berani tampil di depan dan selalu gugup tapi akhirnya mampu ada di hadapan orang banyak, maka merekalah pemenang sesungguhnya.

Menjadi petugas upacara bagi anak yang terbiasa tampil bukanlah hal yang sulit, tapi bagi anak yang maju ke depan kelas saja sudah gugup, maka hal itu adalah hal yang luar biasa. Bagaimana bisa sesuatu yang gampang lebih hebat dari yang sulit. Tentu saja yang hebat adalah anak-anak yang tak terbiasa tapi sudah berani tampil.

Bagaimana menurutmu?

0 Post a Comment:

Post a Comment