Jumlah Penderita HIV/AIDS di Jateng mencapai 2.290 Orang!

, , No Comments
>
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di Jateng selama rentang waktu antara 1993 hingga 2009 telah mencapai sebanyak 2.290 orang.

"Jumlah penderita HIV/AIDS di Jateng tersebut, terdiri dari 1.461 orang yang telah terjangkit virus HIV dan 829 orang merupakan penderita AIDS," kata Sekretaris KPA Jateng Ngestiono di Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/11).

Ia mengatakan, orang yang telah terjangkit virus HIV/AIDS akan mengalami empat fase, dan tiga fase merupakan fase HIV, di antaranya fase terinfeksi dan fase symptom yang berlangsung selama sekitar 5-7 tahun. "Setelah itu, si penderita akan memasuki fase AIDS yang berlangsung sekitar 2-3 tahun, dan hingga saat ini tercatat sebanyak 287 orang telah meninggal dunia akibat AIDS," katanya.

Menurut dia, berdasarkan jenis kelamin jumlah penderita AIDS sebanyak 829 orang tersebut, sekitar 40 persen adalah wanita dan 60 persen merupakan laki-laki, dengan rentang usia tertinggi antara 25-29 tahun. "Rentang usia antara 25-29 tahun itu merupakan ukuran usia produktif, kami mencatat sebanyak 282 orang, setelah itu untuk rentang usia antara 30-34 tahun dengan jumlah sebanyak 169 orang," kata Ngestiono.

Ia menyebutkan, para penderita HIV/AIDS tersebut ditemukan di beberapa daerah di Jateng, di antaranya Kota Semarang, Banyumas, Surakarta, Kabupaten Semarang, Jepara, Pati, Salatiga, dan Kendal. "Jumlah tertinggi adalah Kota Semarang yang tercatat sebanyak 480 orang penderita HIV dan 95 orang penderita AIDS, disusul oleh Banyumas dengan jumlah penderita HIV sebanyak 189 orang dan AIDS sebanyak 45 orang," kata Ngestiono.

Berdasarkan data tersebut, kata dia, pihaknya memperkirakan setidaknya ada penambahan sekitar 50 orang yang terindikasi terjangkit virus HIV/AIDS setiap bulannya. Karena itu, kata Ngestiono, pihaknya berupaya untuk melakukan sosialisasi mengenai cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS agar masyarakat memahami dan tidak mengasingkan atau mengucilkan penderita HIV/AIDS tersebut.

"Keterlambatan diagnosis merupakan salah satu pemicu bertambahnya penderita HIV/AIDS, sebab biasanya para penderita terindikasi setelah stadium lanjut, selain itu para penderita juga terlambat mendapatkan penanganan," kata Ngestiono.

Sebelumnya, Manager Program ASA-Kalandara, Muhammad Yusuf juga menilai, bertambahnya jumlah penderita virus HIV/AIDS disebabkan oleh minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

"Akibatnya, penderita yang tidak tahu telah terjangkit virus HIV/AIDS tersebut secara tidak sengaja menularkannya kepada pasangannya, sehingga HIV/AIDS akhirnya juga menjangkiti ibu rumah tangga dan anak-anak," kata Yusuf.

Sumber: Media Indonesia

0 Post a Comment:

Post a Comment