>The Rule and The Rain

, , No Comments
>Hari ini tadi aku seneng banget. Pertama, coz tau NBA Madness (juga DBL) udah deket. Kedua, karena hari ini tadi mendung (maksudku pas aku mo berangkat kerja).

Berangkat dari cepu menuju ke Ngawen rasanya enak banget. Udaranya kerasa dingin, nyaman banget. Ketika tadi mengendarai motor, angin terasa dingin menyapu tubuhku. Di perjalanan ke arah barat aku melihat mendung bergelung di langit barat.

"Duh...kok barat mendung ya?" kataku dalam hati.

"Ah...paling cuma mendung aja. Ga akan ujan kok," jawabku sendiri.

Jujur pagi tadi aku agak khawatir hujan akan datang. Tapi waktu itu aku merasa tidak akan hujan karena musimnya udah lewat. Unfortunately, tebakanku salah.

Memasuki daerah Jepon..satu dua titik air mulai turun Belum ujan seh, gerimis pun belum, tapi tanda-tanda air akan tumpah dari langit mulai datang.

"Wah...ujan neh," keluhku.

Tapi sikap mental positifku lagi-lagi berkata, "nggak nggak...paling cuma gitu thok. Ntar juga reda. Ga apa-apa, tenang aja."

Aku pun tetap meneruskan perjalanan seraya berharap hujan ga akan turun. Lagi-lagi harapanku tidak kesampaian. Semakin ke barat aku berjalan, titik-titik air yang turun semakin rapat saja. Masih belum bisa dibilang ujan seh. masih agak gerimis (belum gerimis) jadi aku memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan dan tidak memakai jas ujan.

Yet, keadaan ga membaik. Hujan memang tidak cukup deras, tapi tidak semakin reda juga. Semakin aku mendekati Ngawen ternyata hujan semakin deras.

Aku mulai berpikir untuk memakai jas hujan, tapi...

"Ah..nggak ah...deket lagi. nanggung," sahutku.

Dan ternyata keputusanku untuk tetap tidak memakai jas ujan adalah keputusan yang buruk. Dua kali aku terkena cipratan air dari kendaraan yang menabrak genangan air!
Basah kuyup aku jadinya. Celakanya sesampainya di daerah Ngawen, hujan turun dengan deras. Karena kesal dan sudah sangat dekat dengan sekolah aku memilih untuk tidak mengenakan jas hujan! Semakin basah aku.

Sesampainya di sekolah, pintu gerbang sudah di tutup, dan sesuai dengan aturan aku harus menunggu sampai jam ke-2 ketika pintu dibuka. Disana sudah ada beberapa siswa-siswi dan guru yang juga terlambat. Ya sudah aku kenakan hood jaketku dan aku menunggu di bawah hujan.

Bukan meunggu di luar yang tak mengenakkan bagiku tadi, tapi harus basah gara-gara careless and ignorant driver yang buatku kesal.

Tapi apaupun itu, tidak ada yang terjadi tanpa satu alasan. So I took it for granted. Aku terima saja apapun yang terjadi.

Di saat menunggu di luar itu, mas Dodo datang dah bilang,

"Ayo Pak masuk ga apa-apa disuruh pak Misgi. Udah pak ayo masuk."

Aku pun menjawab,

"Udah Mas, ga apa-apa. Aku di luar aja. Belum bel mas. AKu nunggu bel."

Aku memutuskan untuk tetap di luar walaupun aku sudah diminta dan diperbolehkan untuk masuk. Bukan karena kesal atau sok-sokan aku bersikap demikian. Aku bersikap kayak gitu karena bagi aku, menunggu di luar adalah keharusan sebagai konsekuensi atas keterlambatanku. Memang hari sedang hujan, tapi itu bukan alasan untuk membengkoklan aturan. Merupakan kebaikan dari Pak Misgi bahwa beliau mengijinkan aku masuk. Tapi, bagi aku, aturan tetap aturan dan aku harus tetap menunggu di luar. Walau hujan sekalipun! Walau aku basah kuyup sekalipun!

But, anyway, for Mr. Misgiyanto,

"thank for the offer Sir."

0 Post a Comment:

Post a Comment